Tuesday, April 26, 2011

SERIGALA TUA


Alkisah ada seseorang yang sedang melintasi hutan dan melihat ada seekor serigala yang keempat kakinya lumpuh. Serigala itu hidup berdiam di mulut  sebuah gua. Meski serigala itu lumpuh namun tubuhnya tetap kuat dan sehat.  Orang ini lalu ingin tahu bagaimana serigala itu bisa mempertahankan  hidupnya dengan keempat kaki yang lumpuh. Dari kejauhan ia memperhatikan  serigala itu sepanjang hari.

Tiba-tiba muncul seekor harimau datang membawa rusa hasil buruannya. Harimau itu menyantap sepuasnya, dan meninggalkan sisa makanan bagi sang serigala. Kemudian, serigala itu memakan sisa-sisa santapan harimau itu.

Keesokan harinya, harimau itu datang lagi dengan membawa kijang hasil buruannya. Sama seperti kemarin, harimau itu menyantap kijang sepuasnya dan meninggalkan sisa bagi serigala. Maka serigala pun mendapatkan makanan yang cukup.

Lelaki ini tersenyum dan mengagumi betapa kebaikan Tuhan yang begitu besar. Dalam hatinya ia berkata, Tuhan tidak akan menyia-nyiakan makhluknya. Lebih lanjut ia mempunyai rencana, "Kalau begitu, aku juga akan menganggur saja di rumah. Aku percaya sepenuhnya kepada Tuhan karena Tuhan akan mencukup segala kebutuhanku, sebagaimana yang Tuhan lakukan kepada serigala itu."

Lelaki itu pulang dan melakukan niatnya. Selama berhari-hari ia berdiam di rumah, tetapi tidak terjadi apa-apa. Malah perutnya semakin lapar. Ketika lelaki yang malang ini hampir mati, ia mendengar sebuah Suara menggelegar dalam pendengarannya, "Hai engkau, orang yang sesat, bukalah matamu pada kebenaran! Ikutilah teladan harimau dan berhentilah meniru serigala yang lumpuh!"


SEDEKAH DI JALAN ALLAH


Suatu hari sepulang dari rumah Nabi , Ali bin Abi Thalib menengok rumahnya untuk menemui istrinya (Fatimah) yang sedang berdiri.Salman al-farisi ada didekatnya sedang mengurai bulu-bulu domba untuk dipintal Fatimah.

"Wahai wanita mulia,  apakah kamu punya makanan untuk suamimu ?" tanya Ali "Demi Allah aku tak punya sesuatu. Ini ada enam dirham dari Salman ketika aku memintal. Akan kubelikan makanan  untuk Hasan dan Husain."Biar aku saja yang beli. mana uang itu ?"

Fatimah lalu memberikan uang tersebut. Ali pergi kembali untuk membeli makanan.  Tiba-tiba seorang lelaki berkata,  " Siapa yang mau meminjamkan Tuhan yang Maha Pengasih dan selalu menepati janji  ?"

Kemudian Ali memberikan enam dirhamnya pada lelaki itu dan pulang ke rumah dengan tangan hampa. Fatimah mengetahui. lalu menangis.

"Wanita mulia, mengapa menangis ?"
"Wahai Ali, kamu pulang tanpa membawa sesuatu ?"
"Wanita mulia, aku telah meminjamkannya kepada Allah."
"Sungguh ! Aku mendukung itu."

Ali keluar ingin menemui Nabi. Tiba-tiba datanglah Badui kepadanya dengan seekor onta.

"Hai Abu Hasan !"  sapa si Badui.  "Belilah onta ini."
"Aku tak punya uang, "  kata Ali
"Bayar tempo saja. "
"Berapa?"
"Seratus dirham."
"Ya, kubeli."

Sebentar kemudian datang Badui lain.

"Hai Abu Hasan, apa onta ini kau jual ?"
"Ya"
"Berapa ?"
"Tiga ratus dirham."
"Ya, kubeli."

Badui itu melunasinya 300 dirham dan mengambil onta tersebut.
Ali pulang lagi.  Fatimah tersenyum melihat Ali.

"Apa ini wahai Abu Hasan ?"
"Wahai putri Rasul. kubeli onta dengan bayar tempo seharga 100 dirham.  kujual lagi 300 dirham, kontan."
"Aku setuju."

Kemudian Ali menemui Nabi Muhammad di Masjid. ketika masuk Masjid nabi tersenyum melihatnya.

"Hai Abu Hasan ! Kau yang bercerita atau aku yang bercerita ?"
"Anda saja yang bercerita, wahai Rasul ."
"Hai Abu hasan ! Tahukah kamu siapa badui yang menjual onta dan badui yang membeli onta tadi ?"
"Tidak. Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.:
"Berbahagialah kamu.  kamu telah meminjamkan enam dirham kepada Allah. Allah memberimu 300 dirham. Tiap satu dirham mendapat ganti 50 dirham.  Yang pertama datang kepadamu adalah Jibril. Yang terakhir adalah Mikail."


Pentingnya Do'a

Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui, lagi Maha Kuasa untuk melakukan apa saja. Akan tetapi, Allah memberikan keleluasaan kepada manusia untuk mengajukan permohonan , keinginan, dan harapan-harapannya kepada_Nya. Walaupun manusia tidak memanjatkan doa kepada-Nya, namun Allah tetap akan memberikan kepada manusia apa yang sudah menjadi bagiannya. Allah tidak membiarkan manusia berada dalam kebingungan dan kecemasan pada saat menghadapi permasalahan hidupnya di dunia ini. Manusia membutuhkan kesadaran , tempat ia mengadukan nasib; membutuhkan pijakan, tempat ia menyatakan keluh kesahnya, yaitu kepada pemegang kekuasaan yang tak terkalahkan keperkasaan-Nya, yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dan segenap mahluk yang ada di alam ini.
Allah memang tidak memerlukan pemberitahuan dari manusia apa yang menjadi kebutuhan dan harapannya dalam kehidupan di dunia ini, sebab Allah Maha Mengetahui dan Maha Mendengar apa yang terjadi di seluruh jagad raya ini. Akan tetapi, mengapa Allah memberikan tuntunan kepada manusia untuk berdoa; dan apa pentingnya doa ini bagi kehidupan manusia dan kesehatan mental serta jasmaninya? Apakah kalau manusia tidak mau berdoa kepada Allah saat berada dalam kesulitan, penderitaan, malapetaka, atau kesenangan, maka Allah akan merasa rugi dan sedih? Jawabnya, sama sekali tidak. Keagungan dan kemuliaan Allah tidak akan bertambah karena manusia memuliakan dan mengagungkan-Nya dengan permohonan dan doa kepada-Nya. Jadi, pentingnya doa ini sebenarnya adalah untuk diri manusia dan kehidupannya sendiri, baik jasmani, rohani, maupun intelektualnya.
Apakah sebenarnya keuntungan yang diperoleh manusia dengan memanjatkan doa, mengahrapkan pertolongan dan rahmat dari Allah? Pentingnya manusia memanjatnya doa bagi kehidupan adalah :
Manusia sangat memerlukan sandaran yang dapat memberikan kekuatan kepada dirinya pada saat dia lemah, ketika segala kekuatan di luar dirinya tidak mampu lagi menopang dan menunjang dirinya. Pada saat semacam ini tiada jalan bagi manusia untuk dapat menentramkan diri , menenangkan hati, dan menjernihkan pikirannya, selain hanya mengadukan nasib dan keadaaannya kepada Yang Mahamutlak mengatur dan menentukan jalan hidupnya. Jalan untuk mendekatkan diri kepada Yang Mahamutlak ini adalah melalui mediu doa. Jadi, doa berfungsi sebgaai sarana pengaduan manusia yang tengah tercekam oleh kemelut, kesusahan, dan penderitaan. Disini yang mempunyai kepentingan adalah manusia , bukan Allah. (Bagaimana dengan kebahagiaan, kegembiraan dan keadaan yang tentram?)
Doa tidak semata-mata dimaksudkan untuk memohon pertolongan kepada Allah untuk melepaskan diri dari kesulitan dan penderitaan. Doa juga dimaksudkan sebagai sarana memohon kepada Allah untuk meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya, sehingga dapat melakukan segala tugas yang dipikulnya dengan baik dan menggembirakan dirinya. Untuk mencapai maksud semacam ini, manusia tidak mampu bersandar pada kekuatan dirinya atau bantuan sesama manusia, sebab rintangan yang dihadapinya ternyata jauh lebih besar daripada kekuatan yang dimiliki dirinya dan manusia lainnya. Dalam keadaan semacam ini manusia menyandarkan segalanya kepada rahmat dan pertolongan Allah. Bagaimana cara manusia menyandarkan hal ini kepada Allah? Caranya antara lain dengan berdoa. Disini doa bukanlah merupakan kepentingan Allah, melainkan merupakan kepentingan manusia itu sendiri agar dirinya memeproleh kemampuan dalam mengatasi problem dan meningkatkan kemampuannya untuk menyelesaikan problem yang dihadapinya.
Doa mutlak diperlukan oleh manusia , karena manusia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya sekarang dan akan datang, padahal manusia selalu menginginkan keberhasilan dalam mencapai apa yang diinginkannya, sekarang dan akan datang. Untuk menagkal hal-hal yang tidak baik atau merugikan dirinya saat ini atau nanti, ia memerlukan adanya kekuasaan dan kekuatan di luar dirinya untuk menyelesaikan maslaah-masalah itu. Siapakah yang diharapkan dapat membantunya untuk menyelesaikan masalah semacam itu? Dan bagaimana cara pertolonga itu bisa didapat oleh dirinya?
Dalam hal ini Allah memberikan petunjuk agar manusia memanjatkan doa kepada-Nya. Dengan doa inilah Allah memberikan jalan dan pertolongan kepadanya dengan cara yang sama sekali tidak diketahui sebelumnya dan dari arah yang sama sekali tidak terduga oleh yang bersangkutan. Hal ini membuktikan bahwa doa itu merupakan sarana yang menjadi kepentingan manusia sendiri dan bukan menjadi kepentingan Allah.
Dengan uraian diatas menjadi jelaslah betapa doa itu sangat penting , bahkan mutlak penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-harinya di dunia ini. Rasulullah SAW telah mengajarkan doa-doa untuk setiap masalah yang dihadapi manusia dalam bidang apa pun, sehingga terserah kepada yang berkepentingan untuk mempergunakannya atau tidak. Allah telah memberikan peluang kepada manusia untuk mengeluh dan mengadukan nasibnya kepada-Nya melalui sarana doa.
Jadi doa antara lain dimaksudkan agar manusia semakin mendekatkan diri kepada Allah dan mengenal-Nya sehingga tidak menjadi mahluk yang mengalami kebingungan, kekacauan, penuh kegelisahan, dan tekana batin yang tak kunjung dapat diselesaikan. Doa yang kita panjatkan kepada Allah insya Allah akan menghilangkan semua bentuk kekacauan batin, pikiran, dan perasaan kita pada saat kit atidak lagi dapat mencari jalan mengatasinya. Pada sat itulah jiwa kita hanya bisa menyandarkan diri kepada Allah, Tuhan Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, Maha Menguasai, dan Maha Menentukan jalan kehidupan mahluk-Nya.
Dengan menyadari pentingnya doa sebagaimana diuraikan sebagiannya di atas, mudah-mudahan kita menjadi sadar akan pentingnya doa bagi setiap orang sehingga kita tidak merasa berat dan malas untuk berdoa kapan saja dan dimana saja denga hati ikhlas.


PATUH DAN SURGA


Hiduplah sepasang suami istri yang hidupnya hanya sederhana namun terpancar kebahagiaan yang begitu indah.
Suatu hari .......
"Istriku hari ini aku akan berperang di jalan Allah, mungkin satu atau dua bulan aku akan meninggalkanmu " sang suami berkata dengan suara yang datar.
" Pergilah suamiku, " Sang istri menjawab sambil terus menatap sang suami yang begitu dia cintai.
" Sebelum aku pergi, aku ingin berpesan kepadamu wahai istriku "
" Apa saja yang kau katakan akan aku patuhi "
" Selama aku pergi, janganlah engkau keluar dari rumah sebelum engkau mendapat ijin dariku " pesan sang suami.
" Baik suamiku " jawab istri
Hari berlalu, bulanpun sudah dua purnama terlewat. Namun suami tak ada kabar berita, entah apa yang terjadi. Tampak rasa gelisah dari air muka istri.
Tiba-tiba datanglah utusan dari kelurga sang istri.
" Wahai saudara..... ibu anda saat ini sedang sakit, beliau ingin engkau datang menjenguk beliau " suara utusan begitu tertatih-tatih.
" Maaf utusan, saat ini aku tidak bisa keluar rumah, karena belum mendapat ijin dari suamiku, sampaikan salamku untuk ibu "
Pergilah utusan itu.
Satu minggu kemudian utusan itu datang lagi, dengan nafas yang tersengal
" Saudara.... sakit ibu anda semakin gawat, mungkin hanya menunggu waktu, cepatlah datang sebelum terlambat "
" Tapi.... suamiku belum juga pulang, aku belum mendapat ijin darinya untuk keluar dari rumah, sampaikan salamku untuk ibu "
Pergilah utusan itu dengan hati bertanya-tanya, kenapa dia ngga' mau jenguk ibunya yang sedang sekarat.
Dua hari kemudian datang lagi utusan itu dengan muka yang kusuh dan mata yang merah, terlihat dia sedang menahan air mata.
" Saudara, ibu anda telah meninggal, apakah anda juga tetap tidak akan datang untuk saat terakhir ?" utusan itu bertanya penuh harap
" Utusan ibuku...... suamiku belum pulang, aku belum bisa keluar untuk melayat ibuku, akan kukirim do'a untuk beliau, kembalilah engkau untuk pemakaman ibuku"
Dengan rasa yang dipenuhi tanda tanya, utusan itu kembali untuk pemakaman. Dalam hati dia akan mengadukan hal ini kepada Nabi Muhammad setalah pulang perang nanti.
Suatu saat kemudian
Utusan : " Wahai Rasul Allah, aku ingin mengadukan kepadamu sesuatu yang aku rasa sangat penting "
Rasul : " Ada apa saudaraku, sepertinya sangat penting sekali "
Utusan : " Begini ..... ada seorang istri, dari pertama ibunya sakit sampai akhirnya meninggal, dia tidak pernah sekalipun untuk menjenguknya, bahkan sampai pemakamanpun dia ngga' datang juga "
Rasul : " Ada apa sebenarnya, hingga dia tidak mau datang untuk menengok ibunya yang sakit, sampai akhirnya meninggal, dia juga tidak melayat "
Utusan : " Suaminya berpesan agar selama dia pergi perang bersama engkau ya Rasul, sang istri tidak boleh untuk keluar rumah"
Rasul : " Kalau begitu, ibu itu akan masuk surga"
Utusan : " Mengapa ya Rasul,
Rasul " KARENA IBU ITU MEMILIKI ANAK PEREMPUAN YANG BERBAKTI DAN TAAT KEPADA SUAMI


Orang kentut VS Tuhan


Alkisah seorang Sufi sepuh ditangkap oleh segolongan penduduk suatu daerah pedalaman yang tidak percaya kepada Tuhan dan didakwa untuk menunjukkan rupa Tuhan.
Sufi Tua tersebut dibawa ke dalam suatu tempat tertutup. Pemimpin orang-orang itu yang terkenal kejam meminta agar Sufi Tua tersebut memperlihatkan dimana Tuhan.

Hei Pak Tua, engkau percaya bahwa Tuhan itu ada, tunjukkanlah dan perlihatkanlah kepada kami, tunjukkan dimana Tuhan, kami ingin buktinya !! kalau kau tidak bisa kau akan kami pancung ...!! sambil berteriak- teriak orang-orang tersebut mengacung-acungkan pedang........  dagingmu akan kami cincang dan akan kami berikan kepada burung- burung gagak di luar sana.
Orang tua tersebut berusaha menjelaskan dengan berbagai cara bahwa alam semesta dan isinya adalah ciptaan Tuhan, bahwa ini dan itu dan sebagainya, tetapi para penduduk tersebut tidak bisa menerima, pokoknya mereka minta tunjukkan mana yang disebut Tuhan itu, mana rupanya, baru mereka akan percaya.
Sufi Tua tersebut terdiam dan sambil berfikir bagaimana menyelesaikan perkara ini...., bagaimana agar orang-orang ini percaya bahwa Tuhan itu ada.........
Dalam hatinya dia berdo'a : Tuhan, orang-orang ini meminta aku memperlihatkan dirimu, Tuhan tolonglah aku menyelesaikan masalah ini...............

Tiba-tiba ...........tttuuuuuuuuuuuuuuuuuutttt....... diantara orang-orang tersebut ada yang kentut dan bunyinya jelas terdengar, dan baunya ammpun........memenuhi ruangan sampai ada yang muntah-muntah.
Semua orang sambil menutup hidung masing-masing saling memandang dan menuduh saling mencurigai, bahkan pemimpin orang-orang itu berteriak-teriak : siapa yang kentut....? ..kurang ajar...kurang ajar....tapi tidak ada yang mengaku........mungkin malu....mungkin takut........
Tiba-tiba Pemimpin suku itu ada akal, dia meminta Sufi itu untuk menunjukkan siapa yang kentut tadi. Hei Sufi tua bangka, kata orang-orang engkau bisa meramal  dan mengetahui hal-hal yang tersembunyi, sekarang tolong tunjukkan siapa diantara orang-orang ku tadi yang  kurang ajar dan memalukan ...?!!!
Sufi tua itu menjawab : saya tidak melihatnya oleh karena itu saya tidak yakin ada orang yang kentut........mungkin itu hanya suara angin.
Pemimpin suku : Dasar tua bangka ggobllook, mana bisa orang kentut dilihat, tetapi khan suaranya jelas sekali, dan mana ada angin berembus di ruangan tertutup ini, tapi baunya tidak bisa menipu, saya dapat memastikan bahwa itu suara orang yang kentut, karena saya biasa kentut jadi saya tahu itu kentut atau bukan.........benar tidak hei
saudara-saudara......

Para penduduk itu menjawab : bennnaaaaar ........Pak kepala suku...saya juga  terdengarnya........yang lain saya mencium baunya..ampun saya tidak tahan........

Sufi Tua : kalau anda dapat memastikan dengan bukti-bukti suara dan bau tadi ada orang yang kentut, lalu kenapa anda tidak percaya keberadaan Tuhan dengan bukti-bukti alam semesta dan isinya ini, kenapa harus melihat dulu baru percaya..........................

Pemimpin suku dan orang-orangnya : .....................?????????????